Catatan demi catatan

 

Stockphoto

Setelah kepergianmu, merasa sedih akan bayanganmu yang amat pedih dalam menjalani hidup. Merasa kasihan dengan tingkah laku mahkluk lain yang tidak berperikemanusiaan. Satu keluarga merasa sedih dan sangat terbebani dengan hal ini, apalagi hanya kaulah tempat menaruh omongan anak kedua dari segala hal.

Sekarang, saya mengeluh dengan hal ini. Merasa beban sangat berat untuk menimbun ilmu dan harapan dari banyak orang. Takut semakin dewasa tidak berhasil akan harapan ini. Seperti buah yang dipetik ternyata asam, tetapi menyehatkan.

Sisi kecil dalam pikiran, melihat perempuan kecil yang tidak berdaya dibanding saudara-saudaranya, dikucilkan, sekarang yang sedang diatas tidak menganggap baik dengan tulus, bagi saya ia tidak melihat kebawah pada waktu dulu.

Oh ya,,, ada lagu menarik, lagu dari Igtidaf liriknya yang menurut saya bermakna, liriknya seperti ini:

Lika-liku perjalanan

Ku terjebak sendirian

Tumbuh dari kebaikan

Bangkit dari kesalahan

Berusaha pendamkan kenyataan bahwa

Aku tetap bernafas

Meski sering tercekat

Aku tetap bernafas

Meski aku tak merasa bebas, ho-ho

Maaf jika

Belum seturut yang dipinta

Maaf jika

Seperti tak tahu arah

Aku sudah dewasa

Aku sudah kecewa

Memang tak seindah yang kukira

Aku sudah dewasa

Aku sudah kecewa

Memang tak sekuat yang kukira

Jika dia tau isi dari keluh kesah, dia mau bergumam apa selain hanya berdiam diri dan mencari alasan lain?

Comments

Popular posts from this blog

REMEDI

Perjuangan Skripsi: Dari Galau Hingga Cumlaude di Fikom Unisba

Konsep diri