Konsep diri


 

Jika saya membuat lingkaran dengan adanya titik tebal di bagian kanan, kiri, dan atas. saya akan menuliskan untuk bagian kanan dinamakan konsep diri, bagian kiri perilaku dan karakter kita, lalu bagian atas umpan balik dari masyarakat. (Mudah-mudahan kebayang ya guys)

Konsep diri menurut saya sebuah cerminan kita dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, pandangan kita seperti apa dan siapa diri kita, semua itu hanya didapatkan dari orang lain yang memberikan informasi tersebut. Manusia mungkin jika tidak berkomunikasi, dia tidak akan mengenal dirinya sebagai manusia, bagaimana pun manusia mengenal dirinya dari perilaku verbal dan nonverbal. Bahkan kita pun tidak menduga bahwa nama kita adalah tukinem, surijem, pendul, penjol, dan mungkin lagi kita tidak akan menduga bahwa kita berjenis kelamin laki-laki dan perempuan kalau bukan hanya dari orang lain.

Konsep diri yang paling kecil umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dari bayi kita diajarkan cara berbicara yang baik, berjalan, dan makan. Orang tua akan menilai kita dan mengatakan kepada kita lewat ucapan bahwa kita pintar, bodoh, cerdas, nakal dan rajin sehingga akan membentuk konsep diri kita.

Semakin beranjak dewasa, sebuah kertas dengan pensil warna dapat diwarnai apa saja sesuka hati. jika diartikan, orang lain atau orang yang lebih dekat akan mewarnai kita dari komunikasi. Seorang ayah, ibu, kakak, bahkan sahabat boleh jadi mengeluarkan bahwa kamu “pintar” yang mungkin akan mendorong kamu semakin rajin belajar, atau sebaliknya jika yang dikeluarkan dari mulut bahwa kamu “bodoh”, mungkin kamu akan malas-malasan belajar. Secara tidak sadar, semua yang diucapkan itu menjadi ramalan dan menjadi kenyataan.

Meskipun kita berperilaku dan berupaya apa yang diharapkan orang tua, tidak pernah secara penuh kita akan memenuhinya. Ketika kita berupaya untuk memenuhi harapan tentang apa yang mempengaruhi kita, pengharapan kita, mereka akan menilai dan berasumsi yang akan membentuk konsep diri kita.

Kembali pada paragraf 1, jika diawal konsep diri sebagai awal perputaran dengan cara terus-menerus dari konsep diri, akan membentuk perilaku, dan melakukan aktifitas sehingga menimbulkan umpan balik kepada masyarakat, dan masyarakat menilai kita hingga membentuk konsep diri lagi. Hal itu dilakukan secara terus-menerus sebagai proses pembentukan konsep diri.


Comments

Popular posts from this blog

REMEDI

Perjuangan Skripsi: Dari Galau Hingga Cumlaude di Fikom Unisba