Dramaturgi



boldomatic.com


Saya mengetahui dramaturgi sejak saya duduk di bangku kuliah ketika mempelajari Metode Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan teori dramaturgi. Menurut saya, dramaturgi ada disekeliling kita, sering kita jumpai. Skenario dari usia kecil hingga beranjak dewasa disusun secara rapih dibelakang panggung dan ditampilkan didepan layar sesuai dengan karakter yang disajikan oleh pemeran.

So, si pembuat teori ini si bapak Goffman dalam bukunya yang berjudul Presentation of self in everyday (1959) yang hadir ketika terjadinya konflik sosial dan rasis dimasyarakat. Nah, dramaturgi ini posisinya berada di interaksi sosial dan fenomenologi.

Nah, Dramaturgi adalah analogi tentang kehidupan sehari-hari yang diibaratkan sebagai pertunjukan drama, seperti yang dijelaskan oleh teori Erving Goffman. Dalam pandangan ini, manusia berperan seperti aktor dalam sebuah drama, menghadirkan interaksi sosial yang mencerminkan realitas kehidupan. Seperti dalam pertunjukan, manusia berinteraksi satu sama lain dengan peran-peran yang telah mereka rencanakan, mengatur kesan yang ingin mereka tampilkan kepada orang lain. Analogi ini membantu kita memahami bagaimana manusia secara sadar mengelola komunikasi dan tindakan mereka untuk mempengaruhi cara orang lain melihat mereka.

Manusia seringkali berusaha membangun citra positif ketika berada di lingkungan sekitar mereka. Sebagai contoh, seseorang yang cenderung introvert mungkin akan lebih suka menghabiskan waktu sendiri di dalam kamar. Namun, ketika berada di situasi sosial atau di depan umum, mereka bisa berperan dengan aktif, seperti bekerja, bermain, atau belajar, sesuai dengan peran yang diinginkan.

Comments

Popular posts from this blog

REMEDI

Perjuangan Skripsi: Dari Galau Hingga Cumlaude di Fikom Unisba

Konsep diri